Bebas dan Mandiri, Si Musik Indie

by - December 20, 2018



“Senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
Padahal hanya iseng belaka
Ketika birahi yang juara
Etika menguap entah kemana”

Penggalan lirik lagu “Kenakalan Remaja di Era Informatika” itu diciptakan oleh salah satu musisi indie Indonesia, Efek Rumah Kaca. Lagu itu adalah bentuk sindiran untuk fenomena pergaulan bebas anak muda saat ini. Selain Efek Rumah Kaca, masih ada banyak lagi musisi indie Indonesia yang menuangkan gagasan dan kreativitas lewat karya mereka. Inilah ciri khas dari musik indie, sebuah gerakan musik yang bebas dan mandiri.

Banyak orang menganggap indie adalah sebuah genre musik seperti pop, jazz, dan rock. Sobat Muse juga mengira begitu, enggak? Kata “indie” diambil dari kata “independent” yang berarti merdeka, bebas, dan tidak bergantung dengan pihak lain.

Pergerakan musik indie di Indonesia kebanyakan berasal dari kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta pada pertengahan tahun 1990. Pada saat itu, istilah indie masih belum dikenal. Masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai musik underground yang cenderung lebih keras daripada indie. Salah satu musisi yang terkenal saat itu adalah Pas Band. Mereka mengusung genre rock, metal, dan hip hop.

Genre yang dibawakan kini beragam. Mulai dari pop, rock, folk, jazz, hingga keroncong. Contohnya adalah Payung Teduh. Band indie asal kampus kita ini memiliki kekhasan dalam bermusik. Mereka memadukan folk, pop, keroncong, dan jazz. Inilah yang membuat musik mereka berbeda dan selalu diingat oleh pendengarnya.

Kreativitas Tanpa Batas

Musisi indie biasanya menciptakan lagu sesuai dengan idealisme, interest, dan genre yang mereka sukai. Mereka enggak perlu ragu dan khawatir mengenai kontrol dan campur tangan label musik besar atau major label yang biasanya lebih mementingkan selera pasar. Dengan begitu, mereka bisa menuangkan kreativitas dengan leluasa.

Musik indie terkenal dengan tidak hanya membuat lagu cinta. Musik tidak hanya digunakan sebagai wadah berkreasi, tetapi juga memasukkan isu-isu yang dianggap penting untuk masyarakat luas. Musisi indie sering menyisipkan permasalahan sosial, politik, kesehatan mental, hingga isu lingkungan dalam lagunya.

Salah satu dari mereka adalah Endah n Rhesa. Sobat Muse pasti mengenal band indie yang satu ini, kan? Lagu mereka yang berjudul “Remember Me” dari album Look What We’ve Found mengangkat permasalahan lingkungan. Lagu itu bercerita tentang seekor tukik penyu yang berenang ke laut untuk pertama kali. Band yang terdiri dari dua personil itu ingin mengajak para pendengarnya untuk peduli dengan kelangsungan hidup penyu yang habitatnya semakin tercemar.

Enggak hanya itu, musisi indie mengerjakan semua proses sendiri, mulai dari pengerjaan lagu hingga pemasaran. Dengan bergerak sendiri, enggak ada tuntutan untuk membuat musik yang sesuai dengan selera pasar. Makanya, enggak jarang kalau irama, lirik, dan melodi lagu mereka berbeda dari yang biasa diproduksi label musik besar.

Lantas, dari mana mereka dapat keuntungan? Memilih “jalan” indie bukan berarti mengorbankan uang. Sekarang ini, band atau musisi indie juga bisa membuat label musik sendiri untuk merekam dan memasarkan karyanya. Penghasilan yang didapatkan murni untuk mereka sendiri, tanpa harus berbagi royalti dengan label musik.

Di era digital ini, banyak musisi yang berasal dari label musik ternama memilih untuk berkarir indie. Hal ini telah diperkirakan oleh pengamat musik, Bens Leo. Beberapa musisi tersebut adalah Sheila On 7, Bondan Prakoso, Project Pop, Elo, Coklat, dan Raisa.

Namun semua ketenaran dan keberhasilan itu tentu enggak dicapai dengan mudah. Memilih jalur indie untuk bermusik berarti harus siap dengan segala tantangannya. Musisi indie harus meniti karirnya dari nol. Mereka harus membangun popularitas dan pasar tanpa bantuan siapapun. Berbeda dengan musisi dari major label yang mendapatkan bantuan untuk promosi, baik melalui televisi, iklan, dan lain sebagainya. Selain itu, pemasaran musik juga harus dilakukan sendiri. Biasanya mereka memanfaatkan media sosial, word of mouth, platform musik digital, dan tampil ke acara-acara musik yang sesuai dengan genre yang dibawa.

Musisi indie melakukan semua usaha sendiri mulai dari produksi, promosi, dan pemasaran. Semua proses menuju kesuksesan itu enggak diraih dengan gampang, lho, Sobat Muse. Butuh keteguhan, keuletan, dan mental tidak mudah menyerah. Namun, semua tantangan itu enggak akan menjadi halangan bagi para musisi indie yang benar-benar memiliki passion di bidang musik.

Artikel ini adalah tugas mata kuliah Teknik Penulisan Kreatif dan digunakan untuk mengisi rubrik Music Corner dalam Newsletter Komunitas Musik FISIP UI.

Penulis : Izza Namira

You May Also Like

0 komentar