Bebas dan Mandiri, Si Musik Indie
“Senang mengabadikan tubuh yang tak
berhalang
Padahal hanya iseng belaka
Ketika birahi yang juara
Etika menguap entah kemana”
Penggalan
lirik lagu “Kenakalan Remaja di Era Informatika” itu diciptakan oleh salah satu
musisi indie Indonesia, Efek Rumah
Kaca. Lagu itu adalah bentuk sindiran untuk fenomena pergaulan bebas anak muda
saat ini. Selain Efek Rumah Kaca, masih ada banyak lagi musisi indie Indonesia yang menuangkan gagasan
dan kreativitas lewat karya mereka. Inilah ciri khas dari musik indie, sebuah gerakan musik yang bebas
dan mandiri.
Banyak orang
menganggap indie adalah sebuah genre
musik seperti pop, jazz, dan rock. Sobat Muse juga mengira begitu, enggak? Kata
“indie” diambil dari kata “independent” yang berarti merdeka,
bebas, dan tidak bergantung dengan pihak lain.
Pergerakan
musik indie di Indonesia kebanyakan
berasal dari kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta
pada pertengahan tahun 1990. Pada saat itu, istilah indie masih belum dikenal. Masyarakat lebih sering menyebutnya
sebagai musik underground yang cenderung lebih keras daripada indie. Salah satu musisi yang terkenal
saat itu adalah Pas Band. Mereka mengusung genre rock, metal, dan hip hop.
Genre yang
dibawakan kini beragam. Mulai dari pop, rock, folk, jazz, hingga keroncong.
Contohnya adalah Payung Teduh. Band indie
asal kampus kita ini memiliki kekhasan dalam bermusik. Mereka memadukan folk,
pop, keroncong, dan jazz. Inilah yang membuat musik mereka berbeda dan selalu
diingat oleh pendengarnya.
Kreativitas Tanpa Batas
Musisi indie biasanya menciptakan lagu sesuai
dengan idealisme, interest, dan genre
yang mereka sukai. Mereka enggak perlu ragu dan khawatir mengenai kontrol dan
campur tangan label musik besar atau major label yang biasanya lebih
mementingkan selera pasar. Dengan begitu, mereka bisa menuangkan kreativitas
dengan leluasa.
Musik indie terkenal dengan tidak hanya
membuat lagu cinta. Musik tidak hanya digunakan sebagai wadah berkreasi, tetapi
juga memasukkan isu-isu yang dianggap penting untuk masyarakat luas. Musisi indie sering menyisipkan permasalahan
sosial, politik, kesehatan mental, hingga isu lingkungan dalam lagunya.
Salah satu
dari mereka adalah Endah n Rhesa. Sobat Muse pasti mengenal band indie yang satu ini, kan? Lagu mereka
yang berjudul “Remember Me” dari album Look
What We’ve Found mengangkat permasalahan lingkungan. Lagu itu bercerita
tentang seekor tukik penyu yang berenang ke laut untuk pertama kali. Band yang
terdiri dari dua personil itu ingin mengajak para pendengarnya untuk peduli
dengan kelangsungan hidup penyu yang habitatnya semakin tercemar.
Enggak hanya
itu, musisi indie mengerjakan semua
proses sendiri, mulai dari pengerjaan lagu hingga pemasaran. Dengan bergerak
sendiri, enggak ada tuntutan untuk membuat musik yang sesuai dengan selera
pasar. Makanya, enggak jarang kalau irama, lirik, dan melodi lagu mereka berbeda
dari yang biasa diproduksi label musik besar.
Lantas, dari
mana mereka dapat keuntungan? Memilih “jalan” indie bukan berarti mengorbankan uang. Sekarang ini, band atau
musisi indie juga bisa membuat label
musik sendiri untuk merekam dan memasarkan karyanya. Penghasilan yang
didapatkan murni untuk mereka sendiri, tanpa harus berbagi royalti dengan label
musik.
Di era
digital ini, banyak musisi yang berasal dari label musik ternama memilih untuk
berkarir indie. Hal ini telah diperkirakan
oleh pengamat musik, Bens Leo. Beberapa musisi tersebut adalah Sheila On 7,
Bondan Prakoso, Project Pop, Elo, Coklat, dan Raisa.
Namun semua
ketenaran dan keberhasilan itu tentu enggak dicapai dengan mudah. Memilih jalur
indie untuk bermusik berarti harus
siap dengan segala tantangannya. Musisi indie
harus meniti karirnya dari nol. Mereka harus membangun popularitas dan pasar
tanpa bantuan siapapun. Berbeda dengan musisi dari major label yang mendapatkan
bantuan untuk promosi, baik melalui televisi, iklan, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemasaran musik juga harus dilakukan sendiri. Biasanya mereka
memanfaatkan media sosial, word of mouth, platform musik digital, dan tampil ke
acara-acara musik yang sesuai dengan genre yang dibawa.
Musisi indie melakukan semua usaha sendiri
mulai dari produksi, promosi, dan pemasaran. Semua proses menuju kesuksesan itu
enggak diraih dengan gampang, lho, Sobat Muse. Butuh keteguhan, keuletan, dan
mental tidak mudah menyerah. Namun, semua tantangan itu enggak akan menjadi
halangan bagi para musisi indie yang
benar-benar memiliki passion di bidang musik.
Artikel ini adalah tugas mata kuliah Teknik Penulisan Kreatif dan digunakan untuk mengisi rubrik Music Corner dalam Newsletter Komunitas Musik FISIP UI.
Penulis : Izza Namira
0 komentar