Pemulihan Jalan Raya Gubeng Butuh Waktu Seminggu

by - December 23, 2018

Kondisi Jalan Raya Gubeng di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018). Amblesnya jalan tersebut pada Selasa malam mengharuskan polisi memberlakukan rekayasa lalu lintas karena lokasi harus steril dalam radius 300 meter.  Waktu pemulihan Jalan Raya Gubeng, Surabaya yang ambles pada Selasa (18/12/2018) diperkirakan butuh waktu sekitar seminggu. Bersamaan dengan proses tersebut, penyelidikan dan analisis ahli untuk mengungkap penyebab amblesnya jalan tersebut terus dilakukan.

Perbaikan Jalan Raya Gubeng menjadi prioritas pemerintah kota Surabaya saat ini. Sebab jalan tersebut vital untuk masyarakat Surabaya dan ribuan kendaraan melaluinya setiap hari. Dengan terputusnya Jalan Raya Gubeng, sistem lalu lintas dialihkan ke jalan-jalan di sekitarnya untuk sementara waktu.

Anggota Tim Ahli Bangunan Gedung Kota Surabaya, Mudji Irmawan Arkani mengatakan mulai hari ini pemerintah mengerahkan tim untuk melakukan pembersihan dan mendatangkan alat-alat penguatan jalan. “Waktu amannya memang dua minggu. Kalau bisa dipercepat seminggu selesai, ya seminggu. Kita akan bekerja siang dan malam, ” kata Mudji. Ia menambahkan, perbaikan tersebut bersifat sementara, hal yang terpenting adalah untuk mengembalikan fungsi jalan tersebut dengan cepat.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto menargetkan perbaikan akan memakan waktu tiga hingga lima hari. Namun mereka harus menunggu pengadaan alat dan material yang dibutuhkan untuk dapat bekerja. Oleh karena itu, target tersebut dimundurkan menjadi satu minggu.

Menurut Mudji, hal yang terpenting saat ini adalah mendatangkan turap baja (steel sheet piles) untuk menggantikan dinding penahan proyek bawah tanah yang roboh. Setelahnya, lubang yang menganga tersebut diisi bahan material berupa pasir dan batu. Proses pengurukan tersebut harus dilakukan dengan teliti. Setiap mengisi ketinggian 20 sentimeter, material harus dipadatkan sehingga tidak ada ruang udara yang mengisi lubang. Setelah proses pengurukan, langkah berikutnya adalah pengaspalan dan uji coba hingga jalan bisa berfungsi kembali.

Perbaikan jalan juga meliputi penyambungan jaringan-jaringan bawah tanah, termasuk pipa PDAM yang berada di Jalan Raya Gubeng yang terputus. Aliran listrik di beberapa tempat di sekitar lokasi yang terputus juga akan segera diperbaiki setelah keadaan lebih aman.

Hingga kini penyebab dari amblesnya Jalan Raya Gubeng belum bisa dikonfirmasi. Namun peristiwa tersebut didahului dengan robohnya dinding penahan proyek pengembangan Rumah Sakit (RS Siloam) yang berada tepat di sisi jalan. Dinding yang roboh hanya yang berada di sisi timur, yaitu sisi yang bersinggungan dengan jalan raya. Sedangkan dinding bagian barat, utara, dan selatan masih kokoh berdiri.

"Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Kami juga tidak ingin bicara status jalannya tetapi bagaimana kita segera menangani agar bisa berfungsi kembali," kata Sugiyartanto.

Bukan Fenomena Alam

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur mengatakan bahwa amblesnya Jalan Raya Gubeng bukan disebabkan oleh fenomena alam. Catatan seismik juga tidak menunjukkan adanya mekanisme sesar batuan.

Pernyataan tersebut diiyakan oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo mengatakan amblesnya jalan bukan disebabkan oleh gempa bumi atau aktivitas alam lainnya. Dalam peristiwa tersebut juga tidak ditemukan fenomena likuifaksi, yaitu proses mencairnya material yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah.

"Jadi kalau ada isu yang mengatakan ini ada kaitannya dengan Sesar Surabaya, Sesar Waru yang melintas di sana tidak betul karena tidak ada aktivitas tektonik pada saat kejadian," kata Sutopo. Ia mengimbau masyarakat untuk tak mengaitkan amblesnya Jalan Raya Gubeng dengan sesar di Surabaya untuk mencegah kepanikan.

Menurut Sutopo, kejadian tersebut murni disebabkan oleh kesalahan konstruksi dinding penahan proyek RS Siloam. Selain itu, beban jalan yang berat dan curah hujan juga bisa menyebabkan terjadinya dorongan horisontal pada tanah.

Tanggapan dari RS Siloam

Diduga bertanggung jawab atas amblesnya Jalan Raya Gubeng, RS Siloam membuat siaran pers menanggapi kejadian tersebut. General Affair Manager RS Siloam Surabaya Budijanto Surjowinoto membenarkan bahwa RS Siloam memiliki proyek pembangunan sarana ritel dan kesehatan di dekat lokasi kejadian. Namun ia menyebutkan bahwa mereka hanya berperan sebagai pengguna atau penyewa jasa pembangunan.

“Pemilik proyek telah menyerahkan pelaksanaan proyek sepeuhnya kepada kontraktor, yaitu PT Nusantara Konstruksi Engineering (PT NKE),” kata Budijanto dalam keterangan tertulis.
Dalam keterangannya, disebutkan bahwa PT NKE telah berkoordinasi dengan PT Bina Marga, kantor Wali Kota Surabaya, dan semua instansi terkait untuk menjamin keamanan di sekitar proyek.

Proses penyelidikan atas peristiwa jalan ambles masih terus dilakukan. Polisi masih melakukan pemeriksaan pada saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti. Hingga saat ini, ada 34 saksi yang telah diperiksa. Sebanyak 29 orang di antaranya adalah para pekerja proyek dan sisanya adalah saksi ahli bidang terkait.

Polda Jawa Timur telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Selain bertugas untuuk mengungkap kasus hukumnya, tim terebut juga akan membantu Pemkot Surabaya melakukan pemulihan Jalan Raya Gubeng.


Ditulis untuk Harian FOKUS (20/12/2018), tugas UAS mata kuliah Produksi Media Cetak.
Penulis: Izza Namira

You May Also Like

0 komentar