Pemulihan Jalan Raya Gubeng Butuh Waktu Seminggu
Perbaikan
Jalan Raya Gubeng menjadi prioritas pemerintah kota Surabaya saat ini. Sebab jalan
tersebut vital untuk masyarakat Surabaya dan ribuan kendaraan melaluinya setiap
hari. Dengan terputusnya Jalan Raya Gubeng, sistem lalu lintas dialihkan ke
jalan-jalan di sekitarnya untuk sementara waktu.
Anggota
Tim Ahli Bangunan Gedung Kota Surabaya, Mudji Irmawan Arkani mengatakan mulai
hari ini pemerintah mengerahkan tim untuk melakukan pembersihan dan
mendatangkan alat-alat penguatan jalan. “Waktu amannya memang dua minggu. Kalau
bisa dipercepat seminggu selesai, ya seminggu. Kita akan bekerja siang dan
malam, ” kata Mudji. Ia menambahkan, perbaikan tersebut bersifat sementara, hal
yang terpenting adalah untuk mengembalikan fungsi jalan tersebut dengan cepat.
Sebelumnya,
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Sugiyartanto menargetkan perbaikan akan memakan waktu tiga hingga lima
hari. Namun mereka harus menunggu pengadaan alat dan material yang dibutuhkan
untuk dapat bekerja. Oleh karena itu, target tersebut dimundurkan menjadi satu
minggu.
Menurut
Mudji, hal yang terpenting saat ini adalah mendatangkan turap baja (steel sheet piles) untuk menggantikan dinding
penahan proyek bawah tanah yang roboh. Setelahnya, lubang yang menganga
tersebut diisi bahan material berupa pasir dan batu. Proses pengurukan tersebut
harus dilakukan dengan teliti. Setiap mengisi ketinggian 20 sentimeter,
material harus dipadatkan sehingga tidak ada ruang udara yang mengisi lubang. Setelah
proses pengurukan, langkah berikutnya adalah pengaspalan dan uji coba hingga
jalan bisa berfungsi kembali.
Perbaikan
jalan juga meliputi penyambungan jaringan-jaringan bawah tanah, termasuk pipa
PDAM yang berada di Jalan Raya Gubeng yang terputus. Aliran listrik di beberapa
tempat di sekitar lokasi yang terputus juga akan segera diperbaiki setelah
keadaan lebih aman.
Hingga
kini penyebab dari amblesnya Jalan Raya Gubeng belum bisa dikonfirmasi. Namun peristiwa
tersebut didahului dengan robohnya dinding penahan proyek pengembangan Rumah
Sakit (RS Siloam) yang berada tepat di sisi jalan. Dinding yang roboh hanya
yang berada di sisi timur, yaitu sisi yang bersinggungan dengan jalan raya.
Sedangkan dinding bagian barat, utara, dan selatan masih kokoh berdiri.
"Kami
tidak ingin menyalahkan siapa pun. Kami juga tidak ingin bicara status jalannya
tetapi bagaimana kita segera menangani agar bisa berfungsi kembali," kata
Sugiyartanto.
Bukan Fenomena Alam
Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur mengatakan bahwa
amblesnya Jalan Raya Gubeng bukan disebabkan oleh fenomena alam. Catatan
seismik juga tidak menunjukkan adanya mekanisme sesar batuan.
Pernyataan
tersebut diiyakan oleh Badan Penanggulangan Bencana (BNPB). Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo mengatakan amblesnya jalan bukan
disebabkan oleh gempa bumi atau aktivitas alam lainnya. Dalam peristiwa
tersebut juga tidak ditemukan fenomena likuifaksi, yaitu proses mencairnya
material yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah.
"Jadi
kalau ada isu yang mengatakan ini ada kaitannya dengan Sesar Surabaya, Sesar
Waru yang melintas di sana tidak betul karena tidak ada aktivitas tektonik pada
saat kejadian," kata Sutopo. Ia mengimbau masyarakat untuk tak mengaitkan
amblesnya Jalan Raya Gubeng dengan sesar di Surabaya untuk mencegah kepanikan.
Menurut
Sutopo, kejadian tersebut murni disebabkan oleh kesalahan konstruksi dinding
penahan proyek RS Siloam. Selain itu, beban jalan yang berat dan curah hujan
juga bisa menyebabkan terjadinya dorongan horisontal pada tanah.
Tanggapan dari RS Siloam
Diduga
bertanggung jawab atas amblesnya Jalan Raya Gubeng, RS Siloam membuat siaran
pers menanggapi kejadian tersebut. General Affair Manager RS Siloam Surabaya
Budijanto Surjowinoto membenarkan bahwa RS Siloam memiliki proyek pembangunan
sarana ritel dan kesehatan di dekat lokasi kejadian. Namun ia menyebutkan bahwa
mereka hanya berperan sebagai pengguna atau penyewa jasa pembangunan.
“Pemilik
proyek telah menyerahkan pelaksanaan proyek sepeuhnya kepada kontraktor, yaitu
PT Nusantara Konstruksi Engineering (PT NKE),” kata Budijanto dalam keterangan
tertulis.
Dalam
keterangannya, disebutkan bahwa PT NKE telah berkoordinasi dengan PT Bina
Marga, kantor Wali Kota Surabaya, dan semua instansi terkait untuk menjamin
keamanan di sekitar proyek.
Proses
penyelidikan atas peristiwa jalan ambles masih terus dilakukan. Polisi masih
melakukan pemeriksaan pada saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti. Hingga
saat ini, ada 34 saksi yang telah diperiksa. Sebanyak 29 orang di antaranya
adalah para pekerja proyek dan sisanya adalah saksi ahli bidang terkait.
Polda
Jawa Timur telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Selain
bertugas untuuk mengungkap kasus hukumnya, tim terebut juga akan membantu
Pemkot Surabaya melakukan pemulihan Jalan Raya Gubeng.
Ditulis untuk Harian FOKUS (20/12/2018), tugas UAS mata kuliah Produksi Media Cetak.
Penulis: Izza Namira
0 komentar